Tuesday, September 9, 2025

Tips Memilih Mixer Digital Terbaik Yang Sesuai Kebutuhan

Dua pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pemula didalam industri sound system professional adalah “mixer apa yang bagus?”. Diskusi yang lebih mendalam akan hal ini akan mengungkap jawaban yang tentunya berbeda bagi setiap orang.

Dengan pertimbangan tersebut, berikut faktor faktor yang menentukan kenapa sebagian operator sound system cenderung memilih konsol pencampuran audio yang spesifik untuk memfasilitasi pekerjaan yang spesifik pula. Namun, jawaban dari hal ini dapat disederhanakan menjadi : mixer yang terbaik adalah konsol yang tepat untuk kebutuhan pekerjaan yang sedang kalian tangani saat ini.

Dengan kata lain, tidak ada jawaban yang mutlak. Konsol mixer audio yang berbeda diciptakan untuk penerapan aplikasi yang berbeda juga, dan banyak darinya yang mencakup segmen sound system yang spesifik. Memang benar kalau konsol mixer audio bisa mencakup kebanyakan dari aplikasi penggunaan, tapi belum tentu adalah pilihan yang optimal untuk setiap acara. Aplikasi penyiaran mempunyai kebutuhan yang sangat berbeda dibanding teater musikal, yang mana juga berbeda untuk konser musik klasik, dan seterusnya.

Bahkan dalam baris produk buatan pabrikan sendiri, biasanya terdapat model model yang dirancang dan dipasarkan untuk segmen utama tertentu, dikarenakan fungsionalitas yang spesifik baik dari sisi piranti lunak atau sisi perangkat keras itu sendiri. Akan tetapi, ada beberapa pertanyaan dan pertimbangan secara umum yang perlu kalian ingat ketika memutuskan konsol pencampuran audio mana yang ingin digunakan untuk pekerjaan yang sedang kalian tangani, yang akan menghasilkan beberapa opsi pilihan.

Kehandalan

Konsol pencampuran audio adalah mesin (atau lebih spesifiknya komputer dengan antarmuka tersendiri jika mengacu kepada mixer digital ), dan sejak mereka menunjukkan tanda tanda dalam mengembangkan ciri khas mereka masing masing (biasanya ciri khas mereka berubah ubah dan bandel dan cenderung menutupi kekurangan mereka sebelum menangani acara pertunjukan).

Sebuah konsol mixer digital yang dipasang di sebuah panggung mungkin akan bermasalah dengan ventilasi udara yang kurang baik atau beberapa operator sound system yang bergantian membawa berkas sesi lewat perangkat penyimpanan data UFD yang mencurigakan. Jika dipakai untuk tur, ada beberapa kesulitan yang perlu diatasi – bongkar/muat, transportasi, perubahan suhu temperatur dan kelembaban udara yang cepat, debu, lonjakan tegangan daya kelistrikan, tumpahan cairan yang tidak disengaja – faktanya, terkadang merupakan keajaiban kecil melihat mereka dapat bertahan melewati semua kondisi paparan pemakaian yang kejam.

Tidak hanya itu, mereka juga harus berantarmuka dengan unit stagebiox panggung, konsol mixer lainnya , berbagai jaringan dan akses remote jarak jauh, yang menghasilkan titik titik potensi kegagalan tambahan. Seringkali operator berasumsi kalau masalah disebabkan oleh sebuah mixer, padahal ternyata bermasalah di kabel atau stagebox yang interkoneksinya carut marut.

Banyak pabrikan yang merancang peralatan audio buatan mereka dengan kokoh – tidak masalah dan tetap bekerja dengan baik walau dicolok keperangkat mana saja. Akan tetapi, ada juga pabrikan lainnya yang bergantung kepada operator untuk menyesuaikan produk mereka dengan alur pengoperasian yang spesifik. Lebih jauh, ada juga beberapa model yang dirancang untuk bertahan terhadap perbedaan suhu operasi yang tinggi sementara yang lainnya lebih memperhatikan manajemen kotoran debu.

Faktor faktor ini harus selalu diperhitungkan. Kalian tidak bisa mengoperasikan sebuah acara festival musik di musim panas di bulan Agustus jika komponen sistem mungkin tidak cocok untuk lingkungan pemakaian tersebut. Ciri ciri utama dari sebuah konsol mixer yang bagus adalah kehandalannya saat dioperasikan dalam kondisi pemakaian yang paling menuntut. Ini lebih penting ketimbang ciri khas karakter suara, antarmuka pengguna atau protokol jaringannya – kalian membutuhkan sebuah sistem pencampuran audio yang memberikan kemungkinan terbesar untuk dapat berhasil mengawal acara sampai akhir.

Kecukupan saluran I/O & bentuk yang ringkas

Kalian boleh saja mempunyai mixer favorit andalan tapi kalau jumlah saluran I/O nya gak cukup dengan kebutuhan, maka itu gak cocok buat keperluan. Sebuah konsol mixer harus mencukupi semua kebutuhan masukan dan keluaran, dan juga perlu cadangan tambahan agar ada sedikit ruang untuk bergerak jika tiba tiba terjadi masalah yang tidak diharapkan.

Bahkan penyelenggara tur itu bawa sendiri alat alat mereka untuk bekerja dengan artis yang sama untuk periode waktu yang lebih lama, yang disaat tertentu bisa saja ada keperluan untuk mengakomodasi tamu spesial yang tampil atau merekam sesi pertunjukan live. Jika sebuah konsol mixer audio tidak memungkinkan penambahan seperti ini, maka kalian terpaksa harus mencari mixer pengganti dan melakukan pemrograman ulang keseluruhan acara,hal seperti ini membebani diri kalian sendiri dengan tugas dan biaya produksi tambahan, atau bilang saja tidak bisa kepada manajemen acara – yang bisa saja membuat pekerjaan kalian menjadi taruhannya.

Namun, ini juga berlaku pada arah yang sebaliknya – spesifikasi yang berlebihan juga tidak bagus. Jika para artis hanya membutuhkan 24 saluran masukan dan keseluruhan acara dapat ditangani oleh 32 saluran masukan, baiknya kalian tidak perlu membawa konsol format besar dengan jumlah masukan 192 saluran. Mempertimbangkan ukuran yang sesuai bisa menjadi hal yang sangat menguntungkan ketika mengerjakan proses produksi dan manajemen tim, penyelenggara acar, panggung yang skalanya lebih kecil dan lain lain. Ingatlah, setiap bangku yang terjual didalam acara itu diperhitungkan. Sebuah keputusan yang bisa menyediakan 2 tiket lagi untuk dijual adalah hal yang diinginkan. Pada akhirnya, hasil penjualan tiket ekstra itu membantu bayaran kalian juga.

Antarmuka Pengguna dan Kecepatan

Antarmuka mixer digital yang paling cepat untuk semua operator sound system adalah yang paling terbiasa. Jika kalian sudah terbiasa bekerja dengan sebuah konsol dan percaya diri dengan tata letak susunannya, maka kecepatan dan akurasi kalian akan meningkat.

Namun, beberapa antarmuka pengguna grafis (GUI) memang ada yang lebih ramah dibanding dengan yang lainnya. Insinyur sound system yang sudah kawakan tentunya bisa mengoperasikan semua jenis konsol mixer digital yang di desain dengan baik setelah 10 menit mengamatinya. Beberapa pabrikan membuat pendekatan antamuka pengguna dengan pertimbangan tersebut sementara yang lainnya lebih memilih untuk menyediakan beragam opsi pilihan yang ketika dibutuhkan, malah berantakan sana sini dan membuatnya lebih sulit untuk dioperasikan.

Mencari tau fungsi fungsi dasar yang umum, seperti akses untuk menyalakan daya phantom power atau saklar kutub polaritas tanpa perlu bertanya lagi, adalah langkah awal yang baik. Jika kalian sudah bisa dengan mudah mengontrol level kiriman baik menggunakan kbnob putar, fader geser atau lewat layar sentuh, kalian sudah apik. Tapi, jika ada operator yang kerepotan melakukan penambalan satu banding satu yang sederhana, maka seseorang yang telah gagal membuat sebuah desain antarmuka yang baik.

Memang betul mengenali konsol adalah tugas kita. Namun, kita tidak bisa menjadi terbiasa penuh dengan semua fungsi, jalan pintas, saran dan masukan jika kita gonta ganti mixer setiap harinya. Jadi, mayoritas pekerjaan harus dibantu oleh susunan tata letak antarmuka yang cerdas yang memungkinkan kita untuk menjadi seorang insinyur pencampuran audio sekaligus seorang operator konsol, dan ini adalah faktor terbesar untuk kita dalam menentukan konsol mixer digital apa yang akan dipakai. Terutama untuk insinyur sound system tur yang tidak bepergian dengan peralatan mereka sendiri, kemampuan untuk cepat beradaptasi dengan konsol mixer yang tidak biasa mereka pegang adalah kontributor utama terhadap kegunaan.

Ciri Khas Suara

Dan inilah topik yang sering banyak dibahas, bagaimana bunyi keluaran suara si konsol. Memang konsol yang berbeda beda suaranya akan berbeda beda pula, ditentukan faktor faktor seperti konstruksi komponen preamplifikasi, kualitas konversi AD-DA, unit efek internal, kurva dan bentuk penyelarasan EQ, jenis jenis kompresor dan emulasi peralatan analog, dan lain lain.

Walaupun begitu, sama dengan obrolan lain yang menyangkut sound system, kita tidak mempunyai kamus bahasa yang bisa menentukan perbedaannya. Apa perbedaan ciri khas suara antara “halus” dan “agresif” dari sebuah konsol? Atau beda antara preamp yang “klasik” dan “rock ‘n’ roll”? Apa bisa mereka diukur diluar dari spesifikasi teknis standar pabrikan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi proses pengambilan keputusan kita?

Untuk topik ini, menurut gw ciri khas suara itu gak terlalu penting. Pada sebuah sound system konser, saya percaya bahwa ketika kalian mempertimbangkan sistem tata suara yang diterapkan pada panggung acara dan keluaran suara yang dihasilkannya, mikrofon yang dipakai, dan yang paling penting, artis yang tampil diatas panggung, kontribusi dari mixer terhadap keseluruhan hasil suara itu sangat kecil persentasenya, mungkin kurang dari 10 persen.

Jangan salah, gw setuju kalau kita harus ngusahain yang terbaik untuk setiap perak yang sudah dibayar oleh para penonton yang adalah bos kita, dan pada akhirnya untuk diri kita sendiri. Tapi dalam gambar besar, gw lebih cenderung memilih sebuah konsol mixer audio digital yang handal dengan pemrosesan saluran yang mumpuni yang mungkin bukan kesukaan gw ketimbang memakai mixer yang hasil suaranya paling bagus tapi bikin deg-deg an selama acara, entah itu soal ketersediaan saluran yang cukup atau tidak, atau apakah gw harus menghabiskan banyak waktu untuk mencari cari potensi sistem yang mungkin akan menyebabkan masalah selama acara berlangsung.

Ini bukan berarti kalau kita harus mengesampingkan bagaimana kualitas hasil keluaran suara dari konsol. Hanya saja kita bisa obrolin dengan kepala dingin tanpa membuat pabrikan saling sikut sikutan untuk memenangkan hati para calon pelanggannya.

Yang pastinya, pilihan pribadi kalian untuk konsol mixer audio yang terbaik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor faktor ini, tapi juga oleh keakraban dengan merek tertentu, dukungan purna jual yang tersedia, dan relasi pribadi yang terbangun dengan toko sound system atau perwakilannya. Tidak aada yang bisa menghalangi kalian untuk mencoba produk baru, teknologi baru dab pendekatan alur kerja yang baru, dan mendiskusikan hal tersebut dengan pabrikannya. Hanya dengan cara itu kita bisa membentuk pengembangan mixer sound system untuk masa depan yang akan datang dan mengantongi peralatan yang lebih baik lagi untuk kita pakai. Salam



Tuesday, July 29, 2025

Mixer Digital Presonus StudioLive Series III SE

PreSonus Audio Electronics memperkenalkan baris produk konsol pencampuran audio digital StudioLive Series III SE, dengan menghadirkan tiga model mixer digital SE 16, SE 24 dan SE 32 yang kesemuanya dirancang untuk memfasilitasi alur kerja perekaman dan pencampuran audio dengan fitur fitur seperti virtual soundcheck, jaringan audio tersertifikasi Milan, akses remote jarak jauh Metro dan sekumpulan piranti lunak yang menyertakan software Studio One Pro, Capture dan Universal Control.

Aplikasi penggunaan potensial dari baris mixer digital yang baru ini termasuk sound system rumah ibadah sampai panggung pertunjukan skala kecil, pentas musisi, insinyur audio dan lain lain. Sertifikasi pihak ketiga Milan dirancang untuk menjamin kehandalan performa, rendah latency, penjaringan AVB yang waktunya diselaraskan dengan interoperabilitas pemakaian.

Lebih lanjut, FlexMixes menawarkan tambahan fleksibilitas untuk masing masing pengguna agar dapat melakukan konfigurasi saluran Aux, Subgroup dan campuran Matrix untuk menciptakan lebih dari 20 konfigurasi perunutan yang berbeda disamping saluran keluaran stereo tersendiri. Perunutamn saluran yang fleksibel mengakomodasi proses penambatan sampai dengan 4 sumber (analog, jaringan, USB dan kartu memori data SD) ke saluran manapun, ditambah kemampuan untuk beralih di antaranya dengan satu kali menekan tombol. Pengecekan sound virtual memungkinkan para insinyur sistem tata suara untuk memanggil ulang sesi perekaman dan adegan campuran yang sebelumnya, dalam sekejap menamai saluran dan mengaktifkan saluran return digital dengan sekali menekan tombol.

Mixer digital ini berfungsi sebagai sebuah antarmuka audio 64×64 saluran dua arah, menyalurkan perekaman terintegrasi bagi masing masing rekaman saluran individual dan perunutan ke rak plugin sementara memungkinkan performa rekaman suara yang tidak terganggu lewat software Capture atau secara multitrek ke kartu memori SD. Untuk kalian yang ingin membawa rekamannya lebih jauh, StudioLive kompatibel dengan DAW Studio One Pro.

akses remote Metro memberikan kontrol penuh bagi penggunanya untuk melakukan pengaturan, perunutan, level dan pemrosesan efek lewat sebuah koneksi internet sementara menyediakan pemantauan audio rendah latency langsung dari sebuah perangkat lokal. Penyesuaian konfigurasi dan pengaturan pengguna memungkinkan pengguna menciptakan denah tata letak fader geser yang disesuaikan dengan selera dan kebutuhan untuk akses cepat ke saluran saluran penting dan mengunci EQ, dinamika, pentahapan dorongan gain, adegan, data proyek dan batasan tingkat level.

“Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan edisi khusus mixer digital StudioLive yang baru,” kata Adrian Haselhuber, wakil presiden divisi perangkat keras PreSonus. “Kami telah merancang mixer sound system digital ini spesifik untuk menjawab tantangan tantangan yang dihadapi oleh para insinyur sistem tata suara dan musisi di dunia nyata ketika menghadapi pertunjukan live. Konsol pencampuran audio digital yang mantap ini dilengkapi dengan paket fitur fitur inovatif, termasuk sebuah paket software untuk memulai perekaman audio dengan mudah dan cepat.”

Tambahannya, mixer digital Presonus StudioLive SE yang baru mempunyai peningkatan ergonomis, sebuah parameter reverb yang diperluas dengan penambahan kedalaman dan kontrol sonik yang lebih presisi, penyelarasan EQ dan kompresor permodelan analog yang ditingkatkan ditambah sebuah pelepasan variabel pada pembatas Fat Channel untuk pahatan bentukan suara yang lebih tonal. Untuk kalian yang sudah mempunyai mixer digital StudioLive Series III, perilisan ini menyalurkan sebuah pembaruan firmware gratis yang menyertakan semua pembaruan DSP dan fitur fitur jaringan audio ditambah lebih dari 40 peningkatan.

Sebuah perilisan firmware pelengkap gratis menambahkan fitur penjaringan AVB tersertifikasi Milan untuk ekosistem produk StudioLive Series III seperti kotak i/o panggung NSB, mixer pemantauan pribadi EarMix dan jembatan Dante AVB-D16.

Hubungi bagian penjualan teknis kami untuk informasi lebih lanjut. Salam

Monday, May 19, 2025

Pembaruan Mixer Digital Allen & Heath Qu Series

Allen & Heath mengumumkan debut perdana dari 6 model mixer digital Qu baru yang mengusung kemampuan 96 kHz FPGA dan pemrosesan sinyal audio DEEP, opsi jaringan Dante, dan sekumpulan alur kerja dan peningkatan perangkat keras kedalam platform pencampuran audio digital ini.

Keith Johnson, manajer poroduk senior dari Allen & Heath mengungkapkan, “Setiap aspek dari mixer ini telah ditinjau ulang, inti XCVI, kemampuan penanganan saluran I/O yang ditingkatkan, sampai kepada bagian layar dan fader geser. Kami sepenuhnya memperbarui antarmuka pengguna, menjaga kesederhanaan tata letak dan alur kerja yang menjadi ciri khas dan daya tarik dari mixer digital Qu.”

Berdasarkan pada sebuah platform yang diseragamkan, kesemua konsol pencampuran audio digital Qu yang baru menyediakan 38 saluran masukan (32 mono/dapat diperhubungkan, 3 stereo), 12 saluran bus campuran, 4 saluran matriks, 6 mesin FX dengan saluran return stereo tersendiri, ditambah lubang colokan SLink untuk koneksi ke ekosistem perluasan saluran remote “Everything I/O”. Kesemua model juga mempunyai sebuah antarmuka audio USB-C 32×32 untuk perekaman ke DAW, dukungan multitrek 32 saluran lewat kartu media penyimpanan SD, dan perekaman stereo serta pemutar ulang berkas audio lewat lubang port USB-A.

Rentang produk baru ini terdiri dari 3 model ukuran, setiap darinya dengan atau tanpa integrasi konektivitas jaringan audio Dante : model Qu-5 dan Qu-5D yang ringkas menawarkan 17 fader geser, 16 masukan XLR dan 12 keluaran XLR ; Qu-6 dan Qu-6D memperluasnya menjadi 25 fader geser, 24 masukan XLR dan 16 keluaran XLR ; dan Qu-7 dan Qu-7D yang lebih besar menyediakan 33 fader geser, 32 masukan XLR dan 20 saluran keluaran XLR yanag diseimbangkan. Tiga varian Dante sudah termasuk sebuah antarmuka Dante 16×16 48/96kHz yang terintegrasi didalamnya.

Generasi mixer digital yang baru ini memperluas pendekatan “walk up dan mix” mereka dengan empat lapisan fader kustom, lebih banyak SoftKeys yang dapat ditetapkan fungsinya oleh pengguna, dan opsi perunutan sebagai tambahan untuk penempelan saluran klasik 1:1 Qu. Antarmuka pengguna telah diisegarkan dengan fokus kepada kecepatan navigasi dan kemudahan pemakaian, dengan tombol fungsi pencampuran yang selalu berada dibawah jari jari kalian, baik lewat kontrol pencetan tersendiri atau lewat layar sentuh yang baru.

Beberapa peningkatan perangkat keras seperti komponen preamp yang diperbarui dan konverter sinyal audio 96kHz dirancang untuk membantu menjamin integritas sinyal mulai dari tahap masukan sampai keluaran. Setiap saluran kini disertakan sebuah tampilan dan pemeteran kromatik untuk umpan balik visual yang lebih cepat, dan layar sentuh yang baru menawarkan kejernihan dan respon yang lebih baik.

Kesemua mixer sound system Qu sudah siap dengan pemrosesan DEEP Processing, dengan firmware V1.1 yang akan menyediakan sekumpulan fitur tambahan opsional dari seri dLive andalan mereka, termasuk emulasi preamp dan kompresor studio legendaris. Sebagai tambahan, mixer Qu sekarang menawarkan fitur Feedback dan Gain Assistants dari seri CQ untuk membantu mempermudah persiapan dan mempercepat pengecekan suara.

Direktur produk Allen & Heath, Nic Beretta berkata , “Grup musik dan insinyur sistem tata suara akan jatuh hati dengan pemrosesan yang kuat, peralatan pendukung dan opsi perekaman live. Mixer digital Allen & Heath Qu yang baru juga sangat fleksibel sebagai solusi all-in-one untuk aplikasi studio dan penyiaran, dan integrator audio visual telah lama menuntut sebuah mixer Qu yang mendukung jaringan audio Dante.”